Minggu, 18 Juli 2010

Cerpen "TRAUMA"

Trauma


Trauma , itulah kata yang masih terpikir dibenak Arga , sebulan yang lalu tepatnya bulan Desember ketika malam tahun baru , dia merencanakan untuk pergi bersama adiknya Hira yang menderita autis , Arga dan ibunya tiap hari harus banting tulang untuk mencukupi kebutuhan keluArga , meskipun tanpa ayah , Arga masih mampu untuk membiayayai keluArganya sendiri. Ayahnya meninggalkan keluArga Arga karena malu mempunyai anak seorang autis , namun itu semua mampu membuat Arga bersikap dewasa .
Malam yang indah bertabur bintang pertanda cuaca ketika malam terang , membuat semangat Arga mengebu tak terkira , malam tahun baru , hari-hari yang sudah ditunggu-tunggu olehnya , Arga dan Hira sudah siap dengan perlengkapan mereka. Kecepatan motor mereka pun pelan karena Arga takut Hira tidak bisa dikendalikan ketika dijalan raya , sesampainya dialun-alun suasananya sangat ramai , musik terdengar hingga radius 200 meter , suasananya pun tak kalah menarik , alun-alun kota dihias sedemikian rupa membuat suasana makin semarak saja , Hira tak henti-hentinya melompat kesana kemari , wajahnya terpancar sebuah senyuman yang paling indah dari bibirnya . itu membuat hati Arga lega , karena adiknya menyukai suasana disana , mereka berdua duduk disebuah warung makan , maklum dari rumah mereka belum makan , pesanan mereka cukup sederhana , nasi rames dan nasi dengan kuah gudeg saja , Hira hanya makan nasi dengan kuah gudeg atau kuah saja , setelah perut mereka kenyang mereka segera jalan-jalan melihat pemandangan kota yang indah , Arga sempat bertemu beberapa temannya , yakni Sendy , dia dan beberapa teman sekelasnyamenghampiri Arga .
”ar , lama engak ketemu ?”. sapa Sendy
”hai , sen . iya lama engak ketemu.”balas Arga sambil menglurukan tangannya
Lalu mereka berjabat tangan layaknya seorang sahabat yang lama tak bertemu mereka sempat berpelukan beberapa saat. Sendy mengenalkan beberapa teman sekolahnya , dia sekolah di SMA 3 jakarta , dia memperoleh beasiswa disana , lalu Sendy menunjuk kearah Hira
”ini pasti Hira ? masih ingat sama mas Sendy.”tanya Sendy girang
Hira hanya mengannguk saja pertanda mengerti lalu dia menyambut tangan Sendy , Sendy dulu sering main kerumah Arga hanya untuk membantu Arga mengawasi Hira katika Arga sedang bekerja mencuci motor ditetangga sebelah. Sendy dan Hira cukup akrab itu yang membuat Hira tenang dihadapan Sendy , lalu terdengar cekikikan dari arah teman-teman sendy , Arga mengerti hal itu lalu dia meninggalkan sendy , sebelumnya dia sempat berpamitan agar tidak terlalu mencoclok kalau sebenarnya dia sebal. Wajah Sendy berubah ekspressi lalu dia menyeret beberapa temannya .
Tepat pukul 12. 00 , semua lampu disekitar alun-alun dimatikan , Arga memegang erat tangan Hira . tak lama kemudian kembang api pun di nyalakan banyak warna-warni menghias di langit yang cerah membentuk seperti pohon , bunga dan masih banyak lagi bentuk lainnya .
Selesai dengan pertunjukan kembang api, dia kembali pulang kerumah dengan wajah senang dan bahagia begitu pula wajah Hira tak henti-hentinya dia tersenyum . ketika sampai dirumah
”Assalamualaikum.”katanya seraya membuka pintu depan rumah
Dia melihat sesosok tubuh tergeletak ditanah bercucuran darah dan diatasnya terdapat sebuah surat













Air mata sempat memenuhi pelupuk mata Arga , dia tidak mengerti dengan maksud ayahnya meninggalkannya selama 5 tahun dan kembali dengan keadaan mati .
Setelah seminggu ayah Arga dimakamkan , dia pindah ke desa tempat tinggal neneknya dulu , pemulihan Hira semakin membaik , dia juga sudah bisa berbiacara dengan lancar meskipun bahasanya ada yang masih sulit dimegerti . sempat terdengar kabar kalau ayahnya Arga itu mati karena dia trauma hidup dengan perempuan , dia hidup menjadi Gay . tragisnya dia dibunuh oleh pasangannya sendiri , tapi Arga juga trauma memiliki ayah seperti itu meninggalkan keluarganya tanpa alasan yang jelas , dan pulang-pulang sudah menjadi mayat . Hira masih terlalu muda untuk diberi tahu kematian ayahnya , maka dari itu Arga bercerita kalau ayahnya masih hidup tapi dialam lain .
Semoga Hira mampu mengerti dengan keadaan keluarganya , dia hanyalah Malaikat Cantik yang Terdampar di sebuah planet Bumi .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar